Tips Agar Hubungan Pernikahan Langgeng

Salah satu hal yang menghantui sebuah hubungan, baik sebelum maupun sesudah pernikahan adalah kelanggengan hubungan. Karena yang namanya masalah suatu saat pasti akan menimpa. Mulai dari masalah kecil dan sepele sampai masalah yang besar. Tetapi hidup bukan tentang apa yang menimpa kita, tetapi apa yang kita lakukan untuk menghadapinya. (ada yang dengar bunyi pret?)

Berikut ini adalah berbagai tips agar hubungan langgeng. Tips ini dikumpulkan dari berbagai riset sosial dan psikologi. Artinya, tips agar hubungan lenggeng di bawah ini cukup terpercaya dan dapat bisa dipraktekan. Ok, Let’s check it out.

1. Optimis Cinta Jangka Panjang (tips)

Saya pernah mendengar bahwa cinta tak akan bertahan selamanya dalam pernikahan, komitmen menggantikannya. Malah katanya manis pernikahan hanya di awal.

Tetapi ternyata tidak juga, it’s still very possible to maintain love according to this :

Research1 shows some couples are very much in love 40-50 years later.

Artinya, penelitian menemukan bahwa beberapa pasangan masih bisa saling jatuh cinta sampai 40-50 tahun kemudian. Dengan kata lain mereka bisa mempelihara cinta mereka dalam sampai mereka tahu. Walau badai menghadang, WC takkan terangkat, tetap pelihara perasaanmu sampai hajatmu selesai (apa?)

Jadi, Bagaimana kita bisa memelihara hubungan agar langgeng? Mungkin di bawah ini bisa membantu menjelaskannya :

2. Berbesar Hati Terhadap Permasalahan Kecil

Banyak problem-problem dalam hubungan pernikahan adalah perpetual, atau bisa dibilang problem yang sudah ada sejak dari awal pernikahan dan kemudian terulang tiap tahunnya.

69% of a couple’s problems are perpetual2. These problems don’t go away yet many couples keep arguing about them year after year.

Artinya problem itu bisa jadi memang bawaan sebelum pernikahan, seperti berasal dari kepribadian, cara berpikir dan budaya yang berbeda. Permasalahan-permasalahan semacam ini kalau dibesar-besarkan akan tidak ada habisnya. Sehingga, sudah seharusnya kita berbesar hati dalam menghadapi masalah ini. Berkorban sedikit atau mengalah kepada pasangan untuk hubungan yang lebih baik tidak ada masalahnya.

3. Rasio Ajaib 5 : 1

Untuk menjaga agar hubungan tetap baik bahkan bagus, mereka butuh untuk membuat 5 interaksi positif dari setiap 1 interaksi negatif.

As University of Washington researchers reviewed the data, a striking pattern emerged. In stable marriages, there are at least five times more positive interactions than negative ones. When the ratio starts to drop, the marriage is at high risk for divorce. In real life, no couple can keep a running tally of positive and negative displays. There are hundreds of them that happen in any given day. But in a practical sense, the lesson is that a single “I’m sorry” after bad behavior isn’t enough. For every snide comment or negative outburst in a marriage, a person needs to ramp up the positives so the good-to-bad ratio doesn’t fall to a risky level.  (Sumber3 )

Artinya, jika suatu ketika kita melakukan satu kesalahan kepada pasangan. Kita harus menggantinya dengan lima kebaikan.

6. Visioner

Manfaat dan Alasan Menikah

Mereka yang memiliki standar ideal dalam pernikahan, yaitu yang menginginkan untuk membuat hubungan yang baik dan memuaskan, berakhir memiliki pernikahan seperti itu

Dr. Baucom found that people who have idealistic standards, who really want to be treated well and who want romance and passion from their marriage, end up getting that kind of marriage. Men and women with low standards, who don’t expect good treatment, communication, or romance, end up in relationships that don’t offer those things… Husbands and wives who hold their partners to a reasonably high standard have better marriages. If you expect a better, more satisfying relationship, you improve your chances of having one. (Sumber4)

Artinya : “Jika seseorang mengharapkan (expect) hubungan yang baik dan memuaskan, orang tersebut meningkatkan peluang untuk memilikinya”

7. Idealistic / Overrating

“Jangan memandang orang terlalu tinggi (atau ideal), nanti kita dikecewakan oleh ketidaksempurnaannya”

Sekilas kata tersebut terlihat bijak, tapi ternyata hasil penelitian mengatakan tidak. Mereka yang memandang pasangannya sebagai sosok ideal (walaupun tidak), 3 tahun kemudian merasakan kepuasan lebih dibanding yang mereka yang kurang idealis dalam memandang pasangannya.

Being a little deluded helps marriages5:

…people who were unrealistically idealistic about their partners when they got married were more satisfied with their marriage three years later than less idealistic people.

Conventional wisdom says that if you idealize the person you marry, the disappointment is just going to be that much worse when you find out they aren’t perfect. But new research published in Psychological Science, a journal of the Association for Psychological Science, challenges that assumption; people who were unrealistically idealistic about their partners when they got married were more satisfied with their marriage three years later than less idealistic people.

Source: Psychological Science6

8. Syukur

Kesyukuran punya pengaruh positif kuat dalam hubungan, syukur

Gratitude can be a booster shot for a relationship7:

gratitude had uniquely predictive power in relationship promotion, perhaps acting as a booster shot for the relationship.

Artinya: Rasa syukur bisa menjadi penguat dalam hubungan

9. Makan Bersama Keluarga

Anak-anak yang menikmati makan bersama dengan keluarga mempunyai kosakata lebih banyak, sikap yang lebih baik, kesehatan dan kepercayaan yang lebih tinggi. Mereka memilki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengkomsumsi minuman keras, rokok, obat-obatan, bunu diri.

Via The Secrets of Happy Families: Improve Your Mornings, Rethink Family Dinner, Fight Smarter, Go Out and Play, and Much More8:

A recent wave of research shows that children who eat dinner with their families are less likely to drink, smoke, do drugs, get pregnant, commit suicide, and develop eating disorders. Additional research found that children who enjoy family meals have larger vocabularies, better manners, healthier diets, and higher self-esteem. The most comprehensive survey done on this topic, a University of Michigan report that examined how American children spent their time between 1981 and 1997, discovered that the amount of time children spent eating meals at home was the single biggest predictor of better academic achievement and fewer behavioral problems. Mealtime was more influential than time spent in school, studying, attending religious services, or playing sports.

Jumlah waktu yang anak-anak habiskan untuk makan di rumah memiliki hubungan yang erat dengan prestasi belajar anak-anak.

10. Komunitas Religius

Memiliki banyak komunitas mungkin baik. Tetapi yang benar-benar penting adalah memiliki komunitas religius. Mereka yang memiliki komunitas religius lebih bahagia.

The most comprehensive study ever done on this topic, in 2010, gives some clues about why this might be. After examining studies of more than three thousand adults, Chaeyoon Lin and Robert Putnam found that what religion you practice or however close you feel to God makes no difference in your overall life satisfaction. What matters is the number of friends you have in your religious community. Ten is the magic number; if you have that many, you’ll be happier. Religious people, in other words, are happier because they feel connected to a community of like-minded people.

Orang yang tergabung dalam komunitas religius lebih bahagia. Ini karena mereka dikelilingi oleh orang-orang yang sepemikiran dan sepertujuan.

11. Dukungan Mandiri ke Anak

Mengajari anak untuk mengelola diri sendiri, bahkan mendorong mereka untuk membuat goal dan punishment mereka sendiri membuat mereka memiliki kontrol kognitif dalam kehidupan mereka. Artinya mereka lebih memiliki penguasaan atas diri mereka sendiri.

Via The Secrets of Happy Families: Improve Your Mornings, Rethink Family Dinner, Fight Smarter, Go Out and Play, and Much More9:

Scientists at the University of California and elsewhere found that kids who plan their own time, set weekly goals, and evaluate their own work build up their prefrontal cortex and other parts of the brain that help them exert greater cognitive control over their lives. These so-called executive skills aid children with self-discipline, avoiding distractions, and weighing the pros and cons of their choices.

By picking their own punishments, children become more internally driven to avoid them. By choosing their own rewards, children become more intrinsically motivated to achieve them. Let your kids take a greater role in raising themselves.

Perkembangan otak anak yang diberi otonomi dan manajemen sendiri sejak kecil lebih cepat. Tetapi tentu saja si anak butuh pengawasan oleh orang tua dalam hal ini. Selain itu harus dipastikan bahwa si anak mendapatkan ASI yang cukup. Oleh karena itu penting juga bagi kita untuk mengetahui cara menyimpan asi.

12. Peran Nenek

Sebuah meta-analisis dari 66 studi, menybutkan bahwa seorang ibu yang didukung nenek, memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan anak yang lebih mudah diatur (penurut). Anak-anak mereka lebih aktif dalam sosial, juga dalam sekolah dan berpeluang lebih untuk memperlihatkan kepedulian kepada orang lain.

Via The Secrets of Happy Families: Improve Your Mornings, Rethink Family Dinner, Fight Smarter, Go Out and Play, and Much More10:

A meta-analysis of sixty-six studies completed in 1992 found that mothers who have more support from grandmothers have less stress and more well-adjusted children

So what are these grandmothers actually doing? They’re teaching children core social skills like how to cooperate, how to be compassionate, how to be considerate. When grandparents are involved, the study found, the children are more social, more involved in school, and more likely to show concern for others.

Apa yang diajari oleh Nenek kepada anaknya biasanya tentang bagaimana bekerja sama, berkasih sayang, dan melakukan penilaian atas sesuatu.

13. Nikah “paksa” vs Nikah Cinta

Nikah yang di dorong karena cinta dimulai dengan bahagia, tetapi tingkat kebahagiannya berkurang cukup cepat selama waktu berjalan.

Nikah “paksa” (arranged married) dimulai dengan kurang bahagia. Tetapi tingkat kebahagiannya naik seiring waktu dan tidak turun.

What do researchers find when they compare at 50 arranged marriages and 50 “love” marriages11?

Love marriages start out happier — but that declines quickly.

Arranged marriages start out less happy, but after 10 years, they’re happier than love marriages. And stay that way.

What’s the secret behind the long term success of arranged marriages?

They have to work at it.

They don’t passively rely on “magic” and intense emotion.  They have to spend a lot of time thinking about how to make it work.

Inti pesan dari penelitian ini adalah bukan tentang nikah paksa atau tidak. Tetapi agar kita tidak pasif dan hanya mengandalkan cinta. Karena cinta suatu saat bisa saja redup. Yang terpenting adalah komitmen.

14. “Kenaifan” Cinderella

Idealisme romantis seperti cerita dongeng cinderella ternyata tidak baik. Permasalahannya mirip dengan Nikah paksa vs Nikah Cinta. Dalam kisah cinderella, mereka semata-mata hanya didorong oleh cinta, bukan komitmen. Maka ketika “keajaiban cinta” itu tidak ada, seseorang akan menyalahkan berbagai hal karena tidak sesuai dengan idealisme cinderella tesebut.

Via 100 Simple Secrets of Great Relationships12:

Elements of fairy tales such as Cinderella were present in 78 percent of people’s beliefs about romantic love. Those people were more likely to have experienced disillusionment, devastation, and angst in their relationships than were those who gave less credence to fairy tales. – Lockhart 2000

Intinya jangan berharap dengan keajaiban atau berbagai imajinasi yang ditawarkan film-film. Kita harus bekerja dan saling memahami untuk membangun sebuah hubungan yang baik dan langgeng.

1. http://www.bakadesuyo.com/2011/08/is-long-term-love-more-than-a-rare-phenomenon/

2. http://www.bakadesuyo.com/2012/10/kill-relationships/

3. http://www.amazon.com/gp/product/B0064XIDPG/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0064XIDPG&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

4. http://www.amazon.com/gp/product/B0064XIDPG/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0064XIDPG&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

5. http://www.bakadesuyo.com/is-being-slightly-delusional-the-key-to-a-hap

6. http://www.psychologicalscience.org/index.php/news/releases/people-who-think-their-partners-are-a-perfect-fit-stay-happiereven-if-theyre-wrong.html

7. http://www.bakadesuyo.com/how-to-give-your-relationship-a-booster-shot

8. http://www.amazon.com/gp/product/B0089LOHHO/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0089LOHHO&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

9. http://www.amazon.com/gp/product/B0089LOHHO/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0089LOHHO&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

10. http://www.amazon.com/gp/product/B0089LOHHO/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B0089LOHHO&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

11. http://www.bakadesuyo.com/2012/05/are-arranged-marriages-better/

12. http://www.amazon.com/gp/product/B000FC10FM/ref=as_li_ss_tl?ie=UTF8&camp=1789&creative=390957&creativeASIN=B000FC10FM&linkCode=as2&tag=spacforrent-20

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*