Ada yang menikah karena cinta,
Ada yang menikah karena kebutuhan biologis,
Ada yang menikah karena tuntutan,
Ada yang menikah karena kejombloan hampir membuatnya gila,
Dan ada banyak lagi alasan yang ada. Yang penting apakah bermuara kepada ‘karena Allah’ atau tidak.
Belum lama ini saya berjalan-jalan ke sebuah blog asing, yang membahas tentang pernikahan, tetapi yang menarik perhatian saya adalah komentar-komentar pengunjungnya. Ternyata di zaman sekarang banyak sekali orang yang memilih single alias tidak menikah. Oke kalau punya alasan yang bijak, tetapi alasan mereka lumayan konyol, coba liat screenshot ini :
Sedih banget sepertinya kehidupannya, entah darimana dia bisa berasumsi bahwa jika menikah akan mengurangi silaturahim ke orang lain, justru sebaliknya, menikah akan menyambung banyak silaturahim, baik yang lama maupun yang baru.
Dari pada banyak berasumsi mending kita langsung lihat hasil-hasil studi tentang pernikahan, karena studinya cukup banyak, sayang jika tidak disebarkan ke masyarakat umum, karena pernikahan adalah hal publik.
1. Kebahagiaan lebih dari 1 Juta Poundsterling
Misalkan (misal loh ya) Anda ditawari dua pilihan, yaitu:
- Kaya tapi ngga menikah.
- Menikah tapi ekonomi biasa saja.
Mungkin kita berpikir, “ah, lebih baik kaya tapi ngga nikah daripada nikah tapi ekonominya biasa saja.”
Tetapi ternyata penelitian mengatakan hal yang berbeda. Pernikahan (bisa) lebih membahagiakan daripada penadapatan yang besar.
Office of National Statistics (ONS) mengadakan Penelitian tentang hubungan antara pernikahan dengan kesejahteraan seseorang. Subjek dari penelitian tersebut berjumlah 165.000.
Pernikahan membuat orang-orang lebih bahagia daripada kepercayaan religius, mendapatkan gaji 6 digit (dollar), dan mempunyai anak, studi ini ditemukan oleh Office of National Statistics untuk pertama kalinya.
2. Pernikahan Lebih Penting dari Pendapatan dan dari Mempunyai Rumah
ONS menemukan bahwa menikah lebih penting sebanyak 20x dibanding pendapatan. Dan 13x lebih penting dibanding mempunyai rumah.
Fakta di atas mungkin bisa dijelaskan dengan logika berikut :
Pendapatan bisa diciptakan baik jomblo ataupun menikah. Sedangkan pendapatan belum tentu bisa membuat pernikahan (keluarga) yang bahagia.
Rumah bisa dicari baik oleh jomblo ataupun pasangan yang sudah menikah. Sedangkan punya rumah belum tentu bisa menjadi sebab pernikahan atau sebab pernikahan yang bahagia.
3. Manfaat memiliki Anak baik Biologis maupun Psikologis.
Selain itu mungkin kita berpikir mempunyai anak bisa menjadi beban hidup. Cengeng, banyak maunya, harus mengajarkan ini itu, dan lain-lain. Apalagi kalau sudah besar, mereka bisa saja menjadi orang yang melawan orang tuanya.
Ternyata tidak begitu.
ONS menemukan bahwa kehadiran anak tidak berdampak terhadap kebahagiaan seseorang. Justru membuat mereka merasakan hidup mereka “lebih berharga”.
Ini mungkin bisa dijelaskan dengan logika investasi. Misal kita berinvestasi pada suatu aset. Kemudian investasi itu berkembang. Maka sudah tentu harga dari aset yang kita investasikan bertambah. “menjadi lebih berharga”, itulah yang harus digaris bawahi.
Begitu juga dengan anak. Anak adalah investasi kita meski suatu saat mereka akan mandiri. Karena Anak tetap akan menjadi investasi kita di akhirat nanti. Dan keberhasilan “investasi anak” tersebut tergantung bagaimana kita mendidiknya.
4. Lebih Bahagia Dibanding Orang yang Kumpul Kebo, Jomblo, atau Yang Bercerai
Selain itu orang yang menika lebih bahagia daripada yang tidak menikah. Studi menemukan bahwa:
a. Orang yang menikah lebih bahagia 0,14 poin dibanding kumpul kebo.
Mungkin kita berpikir bahwa orang yang kumpul kebo bisa lebih bahagia. Logikanya mereka bisa melakukan hubungan biologis, tetapi tidak perlu berkomitmen untuk menikah. Tetapi ternyata penelitian ONS membuktikan sebaliknya. Mereka yang menikah lebih bahagia dari yang kumpul kebo. (Dosa besar pula)
b. orang yang menikah lebih bahagia 0,3 poin dibanding jomblo.
HAHAHA. Kalo ini no comment dah.
Tapi ada loh, orang yang berprinsip, “Ah, saya tidak perlu menikah, saya cukup bahagia.”
Ya memang sih, menikah itu pilihan. Tetapi kalau alasan untuk tidak menkah adalah karena ego dan sok tahu, maka bisa jadi orang tersebut perlu dikasihani. Apalagi kalau orang tersebut wanita…
c. Orang yang menikah lebih bahagia 0,4 poin dibanding orang yang bercerai.
Ini cukup jelas kali ya. Orang yang bercerai tidak hanya kalah bahagia dibanding orang yang menikah. Mereka juga pasti memiliki kesedihan. Kecuali jika pernikahan sebelumnya memang menyiksanya, KDRT misalkan.
5. Memberikan Rasa Stabilitas dan Nilai Hidup
Dawn Snape, pembuat laporan penelitian itu mengatakan, bahwa menikah memberikan rasa stabilitas terhadap kehidupan. Selain itu pernikahan menjadikan hidup mereka terasa lebih berharga untuk dijalani.
6. Rahasia Kesehatan
Masih dikutip dari telegraph2 :
Peneliti di AS melakukan penelitian terhadap 2000 orang yang menikah dan menelitinya selama 20 tahun, yaitu tahun 1980 – 2000. Mereka menemukan bahwa ada hubungan kuat antara pernikahan yang bahagia dan kesehatan yang baik.
…Sekarang studi akademis telah menemukan bahwa pernikahan bahagia sendiri bisa menjadi rahasia dari kesehatan yang baik.
Sumber Pustaka :
1. http://www.telegraph.co.uk/news/politics/10090130/Marriage-makes-people-happier-than-six-figure-salaries-and-religion.html
2. http://www.telegraph.co.uk/health/healthnews/10340725/Marriage-the-secret-to-good-health-study-finds.html
Leave a Reply