Islam adalah agama yang universal. Islam mengatur kehidupan manusia, agar manusia bisa hidup efektif dan efisien sesuai dengan fitrahnya. Tak terkecuali dalam hal muamalah (sosial). Islam juga telah mengatur adab pergaulan manusia, salah satunya adalah memilih teman yang baik dan menjauhi teman yang buruk. Hal ini dikarenakan memilih teman yang baik bisa membawa maslahat kepada kehidupan kita di dunia dan akhirat sedangkan teman yang buruk sebaliknya.
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul Bari 4/324)
Penelitian Tentang Bagaimana Seorang Manusia Bisa Mempengaruhi Manusia Lainnya
Seorang manusia dapat mempengaruhi cara berpikir manusia lainnya, bahkan walaupun yang bukan temannya, bahkan jika itu dilakukan secara tanpa sadar. Studi-studi yang dikutip dari buku Quiet karya Susan Cain ini akan menjelaskannya bagaimana dahsyatnya pengaruh orang lain :
Penelitian Asch Tentang Menyesuaikan Diri
“Antara tahun 1951 dan 1956, tepat saat osborn mempromosikan kekuatan brainstorming berkelompok, seorang psikolog bernama Solomon Asch melakukan serangkaian penelitian yang sekarang terkenal akan bahaya-bahaya pengaruh kelompok. Asch mengumpulkan sukarelawan-sukarelawan pelajar ke dalam kelompok-kelompok dan meminta mereka melakukan tes penglihatan. Dia menunjukkan sebuah gambar tiga baris dengan panjang beragam dan menanyakan kepada mereka bagaimana jika garis-garis itu dibandingkan: mana yang lebih panjang, mana yang cocok dengan panjang garis ke-4, dan selanjutnya. Pertanyaan Asch begitu sederhana sehingga 95% pelajar menjawab tiap pertanyaan dengan benar.”
“Tetapi saat asch menempatkan aktor-aktor di dalam kelompok, dan aktor-aktor dengan meyakinkan menawarkan jawaban salah yang sama, jumlah murid yang seluruh jawabannya benar menurun menjadi hanya 25%. Dengan kata lain, 75% peserta mengikuti jawaban salah kelompok untuk setidaknya satu pertanyaan.”
Tetapi pertanyaannya adalah, apakah persepsi mereka akan panjangnya garis diubah oleh tekanan sejawat atau mereka secara sadar memberika jawaban yang salah karena takut menjadi satu orang yang aneh? Selama beberapa dekade, psikolog-psikolog dibuat bingung oleh pertanyaan ini.
Artikel ini telah dipindahkan ke: https://fazzams.com/anjuran-islam-dalam-memilih-teman-dan-studi-tentangnya/
Leave a Reply