Ada sebuah cara dalam mencari tahu apakah darah ph seseorang normal, ataukah dia mengalami asidosis, atau malah dia sedang mengalam alkalosis. Cara mendeteksi hal tersebut adalah dengan BGA (Blood Gas Analysis) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Analisis Gas Darah (AGD). Oleh karena itu kita akan membahas tentang tahapan analisa gas darah.
Tetapi sebelum itu, mari kita bahas tentang asidosis metabolik dan alkalosis metabolik, karena belum tentu semua orang tahu tentang keabnormalan darah tersebut.
Asidosis dan Alkalosis
Asidosis, menurut kamus kesehatan adalah, kelebihan jumlah asam di dalam cairan tubuh, yaitu darah dan cairan lainnya). Dapat dibilang darah terlalu asam. Terlalu asam ini berarti darah memiliki PH di bawah 7,35. Berdasarkan Penyebabnya asidosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu asidosis metabolik (metabolic acidosis) dan asidosis respiratorik.
Asidosis metabolik adalah asidosis yang disebabkan karena tubuh memproduksi terlalu banyak asam atau ginjal tak bisa membuang asam dari tubuh sebagaimana seharusnya. Asidosis metabolik dibedakan lagi menjadi asidosis diabetik, asidosis hiperkloremik, asidosis laktik, dan asidosis tubulus renalis.
Kebalikannya,
Alkalosis adalah keadaan di mana cairan dalam tubuh kekurangan asam. Artinya cairan tubuh seperti darah bersifat terlalu basa. Di mana terlalu basa di sini darah memiliki PH di atas 7,45. Alkalosis berdasarkan penyebabnya ada alkalosis respiratorik, alkalosis metabolik, alkalosis hipokloremia, asidosis hipokalmia, dan asidosis kompensasi.
Kesimpulannya PH darah yang normal adalah 7,35 – 7,45.
Analisa Gas Darah
Proses dari analisa gas darah bisa dibagi menjadi enam tahapan. Berikut adalah keenam tahapan tersebut:
1. Lihat PH-nya
Langkah pertama dari AGD adalah melihat PH-nya. Seperti yang kita bahas di ata PH normal darah adalah 7,35 – 7,45. Jika PH kurang dari 7,35 berarti darah mengalami asidosis, sedangkan jika PH darah labih dari 7,45 maka darah mengalami alkalosis.
2. Melihat CO2
Langkah kedua dari AGD adalah melihat karbondioksida atau CO2. Kadar pCO2 yang normal adalah berkisar 35 – 45 mmHg. Jika CO2 di bawah 35 mmHg maka diagnosanya adalah asidosis, sedangkan jika di atas 45 mmHg diagnosanya adalah alkalosis.
3. Lihat HCO3-nya
Cara ketiga dari AGD adalah melihat kandungan HCO3-nya. Normalnya kadar HCO3 adalah 22 – 26 mEq/L. Bila kadarnya di bawah 22 maka asidosis, sedangkan jika di atas 26 maka alkalosis.
4. Mengkomparasi CO2 atau HCO3 dengan pH
Langkah keempat dari AGD adalah membandingkan kadar CO2 atau HCO3 dengan pH. Perbandingan tersebut ditujukan untuk mengetahui jenis kelainan asam basanya. Misalkan, jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka kelainannya adalah asidosis resporatorik. Sedangkan jika pH alkalosis dan HCO3 alkalosis, maka kelainannya adalah alkalosis metabolik.
5. Apakah ada perbedaan dengan CO2 atau HCO3 dengan pH
Langkah kelima adalah membandingkan pCO2 dan HCO3 dengan pH, apakah ada perbedaan arah atau tidak. Misalkan, pH asidosis, pCO2 asidosis, dan HCO3 alkalosis. Dalam kasus tersebut pH searah dengan CO2 maka kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 yang alkalosis berlawanan arah dengan pH, maka ada kompensasi dari sistem metabolik.
6. Melihat Saturasi O2 dan pO2
Langkah terakhir dari AGD adalah melihat kadar PaO2 yang memiliki nilai normal 80-100 mg. Lalu kita membandingkannya dengan kadar saturasi O2 yang memiliki nilai normal 95-100%. Jika di bawah normal maka menunjukan gejala hipoksemia.
Seperti itulah kurang lebih tentang Analisa Gas Darah, semoga bermanfaat.
Sumber Kajian:
- amazine.co
- kamuskesehatan.com
- thisisyourway.blogspot.co.id
- caradokterku.blogspot.com
Leave a Reply